Scrum dan Agile merupakan metode yang digunakan untuk melakukan pengembangan software secara efektif. Metode pengembangan software sendiri merupakan langkah penting yang harus dilakukan oleh developer.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan proses yang terstruktur dan terorganisir dalam mengembangkan perangkat lunak. Selain itu, diharapkan memakai metode yang tepat dapat membuat pengerjaan developer lebih efektif dan efisien.
Apa Itu Scrum dan Agile?
Developer dalam proses pengembangan perangkat lunak, perlu menerapkan metode yang tepat. Diantara metode yang seringkali digunakan para developer pengembang software adalah Scrum dan Agile.
Agile ialah metode yang dipakai oleh para developer perangkat lunak dan manajemen proyek. Metode Agile dilakukan secara berulang namun terstruktur dan sistematis. Ciri khasnya adalah mengutamakan usernya atau bisa dikatakan user centric.
Sehingga dalam praktiknya fokus metode Agile adalah mengutamakan kebutuhan para pengguna. Sedangkan metode Scrum sendiri merupakan bagian dari metode Agile yang paling favorit digunakan.
Metode Scrum terfokuskan pada pengembangan software yang cukup kompleks. Terdapat beberapa tahapan, siklus, dan proses di dalam Scrum. Tujuannya untuk membuat proyek lebih efisien dan hasilnya maksimal.
Pada praktiknya, metode Scrum berpedoman pada prinsip-prinsip dasar metode Agile. Mengutamakan transparansi, kolaborasi, dan adaptasi cepat pada setiap perubahan. Kesimpulannya kedua metode yakni Scrum dan Agile merupakan teknik yang serumpun.
Tahapan Alur Kerja Metode Agile
Berikut beberapa tahapan kerja metode Agile yang bisa diterapkan para developer pengembang perangkat lunak.
1. Perencanaan
Proses pembuatan rancangan terkait kebutuhan perangkat lunak yang akan dibangun seperti apa. Tahap perencanaan ini juga melibatkan pihak klien untuk melakukan diskusi sesuai kebutuhan.
2. Implementasi
Proses pengkodean yang dilakukan oleh programmer pada susunan perangkat lunak yang akan dibangun. Implementasi dilakukan sesuai dengan tahapan perencanaan.
3. Uji Perangkat Lunak
Proses pembuatan tes dilakukan oleh bagian quality control untuk menemukan bug. Sehingga developer bisa segera melakukan perbaikan dan kualitas software menjadi lebih terjaga.
4. Dokumentasi
Proses dokumentasi pada software dimaksudkan supaya developer lebih mudah dalam melakukan maintance di kemudian hari.
5. Deployment
Proses untuk menguji kualitas sistem yang dilakukan oleh penjamin kualitas. Namun sebelum proses deployment, software harus sudah memenuhi persyaratan sesuai ketetapan.
6. Pemeliharaan
Tahapan terakhir adalah melakukan pemeliharaan pada software. Tujuannya supaya benar-benar terbebas dari bug. Proses pemeliharaan dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
Tahapan Kerja Metode Scrum
Berikut beberapa alur tahapan kerja metode Scrum untuk menyelesaikan proyek secara lebih tepat.
1. Menentukan Anggota Tim
Metode Scrum membutuhkan kolaborasi tim dalam menyelesaikan pekerjaan. Sehingga pada tahapan awal diperlukan proses pembentukan tim. Umumnya jumlah anggota dalam satu tim tidak lebih dari 10 orang.
2. Menentukan Jobdeskripsi Tim
Setelah proses pembentukan tim selesai, bisa dengan menentukan peran masing-masing anggota. Sehingga masing-masing anggota bisa bertanggung jawab atas perannya karena mendapatkan kejelasan tupoksi.
3. Pengumpulan dan Penyusanan Product Backlog
Product backlog merupakan suatu permasalahan yang perlu dipecahkan dalam menjalankan proyek. Setelah terkumpul, susun backlog sesuai dengan prioritas kepentingan.
4. Penentuan Durasi Pengerjaan
Selanjutnya meletakkan backlog pada sprint backlog dan menentukan durasi sprint yang mengacu dari tingat kesulitan proyek itu sendiri. Sprint merupakan suatu proyek dengan rangkaian fiturnya untuk menyelesaikan permasalahan dalam proyek.
5. Mulai Sprint
Pelaksanaan pengerjaan proyek sesuai dengan durasi yang telah ditetapkan. Sprint dan backlog yang ada di urutan teratas segera dimulai pengerjaannya.
6. Mereview Sprint
Jika satu sprint sudah selesai, maka bisa melakukan review. Tujuannya untuk melihat apakah sprint yang dikerjakan bisa mengatasi sebuah backlog. Apabila sprint dianggap berhasil, maka bisa mengimplementasikan semua tahapan dalam backlog untuk dilakukan pada langkah berikutnya.
Kelebihan Metode Agile
Beberapa kelebihan dalam menerapkan metode Agile berikut bisa jadi tolak ukur Anda dalam mempelajarinya.
- Menambah produktivitas dalam suatu tim;
- Meningkatkan kualitas software yang dikembangkan;
- Meminimalisir biaya yang keluar;
- Menambah kepuasan klien;
- Bisa melakukan review kepada pelanggan terkait perangkat lunak;
- Proses penanganan cepat karena mudah beradaptasi;
- Proses pembangunan sistem lebih efektif dan cepat;
- Risiko kerugian materi tergolong kecil.
Kelebihan Metode Scrum
Scrum merupakan bagian dari metode Agile itu sendiri. Tapi kenapa Scrum cenderung lebih diminati sebagai metode pengembangan oleh developer software? Simak kelebihan metode Scrum berikut untuk menemukan jawabannya.
- Meningkatkan Return of Investment (ROI) pada suatu perusahaan. Proses operasional Scrum dinilai menghasilkan produktivitas dan kreativitas dengan value tinggi;
- Meningkatkan kualitas suatu produk. Dalam proses pengerjaannya Scrum melakukan pengupasan masalah dan menyelesaikannya. Tahapannya juga menggunakan review untuk menguji produk yang dihasilkan;
- Membuat proses pengembangan produk lebih cepat karena perencanaan yang matang. Menentukan durasi pengerjaan serta melakukan tahapan pengerjaan sesuai prioritas paling dibutuhkan;
- Mencegah kegagalan suatu proyek karena dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan;
- Meningkatkan kepuasan pelanggan. Segala tindakan yang dilakukan pengembang tidak lain berasal dari kebutuhan user.
Metode Scrum dan Agile, Pilih Mana?
Dalam praktiknya developer tidak bisa menentukan memilih metode Scrum dan Agile secara subjektif. Pasalnya kedua metode memiliki perannya masing-masing. Kapan metode Agile digunakan dan kapan Scrum diaplikasikan?
Menjawab hal tersebut bisa dengan menyesuaikan proyek seperti apa yang dikerjakan. Metode Scrum cocok untuk mengatasi proyek yang cukup kompleks dan terus mengalami perubahan sesuai kondisi lingkungan atau untuk merintis suatu proyek.
Sementara Agile dipakai untuk pengerjaan proyek yang sedang berjalan, seperti serangkaian proyek kecil yang setara dengan proyek besar. Agile cocok dipakai untuk proyek pada industri yang terus menghadapi perubahan dan tidak bisa diprediksi.
Manajemen proyek terus menjadi salah satu keterampilan yang cukup favorit di era teknologi. Penerapan metode Scrum dan Agile sepertinya akan menjadi pilihan banyak developer dalam memanajemen proyek pengembangan software secara berkelanjutan di masa depan.
Baca Juga : Lagi Ngembangin Perangkat Lunak? Yuk Kenalan sama SDLC