Dalam beberapa bulan terakhir, kehidupan di negara kita berubah secara drastis. Semua kegiatan yang biasa dilakukan orang-orang seakan berhenti mendadak. Masyarakat tidak lagi makan di luar, mendatangi konser, menonton sepakbola secara langsung, naik kendaraan umum dan bahkan pergi ke kantor. Namun, ada satu hal yang membuat semua warga Indonesia tetap bertahan, tidak menyerah, dan ini penting untuk perbaikan ekonomi kita semua. Hal tersebut adalah harapan. Di tengah pandemi COVID-19, harapanlah yang membuat kita tetap kuat. Artikel ini akan mengupas tuntas Pengaruh COVID-19 Terhadap Perilaku Konsumen Digital di Indonesia.
Masyarakat Memiliki Harapan Berbeda Soal Pulihnya Kondisi Ekonomi
COVID-19 mengubah semua aktivitas kita jadi berbasis digital di Indonesia. 49 persen responde mengatakan mereka yakin bahwa perekonomian Indonesia akan kembali normal dalam 2-3 bulan ini. Bahkan bisa meningkat daripada sebelum adanya pandemi. Meski demikian, banyak juga pro dan kontra akan pemulihan kondisi ekonomi tersebut. Data ini diambil berdasarkan hasil survei bulan April yang dilakukan survei terhadap 700 responden di Indonesia.
Survei tentang pendapat masyarakat mengenai kondisi ekonomi tersebut juga dilakukan di negara-negara yang lebih maju. Hasilnya berbeda dengan yang ada di Indonesia. Di Korea Selatan ada 11% responden, 24% di Jerman, 37% di Amerika Serikat. Namun hanyasekitar 4% saja orang Jepang yang merasa yakin bahwa kondisi perekonomian mereka akan kembali pulih dalam 2 sampai 3 bulan.
Orang-Orang Indonesia Masih Optimis di Tengah Kondisi Sulit
Hal yang lebih mencengangkan lagi yaitu masyarakat Indonesia sangat optimis bahwa mereka akan bisa keluar dari kondisi ekonomi sulit ini, padahal sekarang mereka sendiri sedang mengalami kesulitan finansial. Separuh responden survei mengaku bahwa mereka berharap kalau krisis ini tidak akan mempengaruhi kondisi pekerjaan mereka. Sementara, hampir 2/3 dari responden tersebut setuju bahwa pekerjaan mereka terasa kurang secure saat ini. Angka tersebut merupakan yang paling tinggi di antara negara-negara Asia yang disurvei. Sementara, di India, Korea Selatan dan China, hanya 35 persen responden yang berkata bahwa mereka merasa pekerjaan mereka sedang tidak secure.
Hampir dua pertiga masyarakat Indonesia juga mengatakan bahwa larangan untuk bekerja dan berinteraksi sosial bisa menguras tabungan mereka. 83% di antaranya mengaku kalau mereka menjadi amat sangat hati-hati dalam menggunakan uang.
Terjadi Penurunan Daya Beli Konsumen di Semua Bidang Industri
Ada penurunan besar dalam berbagai bidang industri terutama dari sisi penjualan mereka. Penurunan tersebut di antaranya yakni kegiatan makan di luar, menginap di hotel, aktivitas ke gym, dan pembelian alas kaki. Sementara, kenaikan terjadi pada segmen industri lainnya terutama untuk perlengkapan di rumah, seperti bahan makanan, camilan, alat kebutuhan rumah tangga, serta hiburan atau home entertainment.
Indonesia Masih Harus Melalui Perjalanan Panjang Hingga Pandemi Berakhir
Kini, Indonesia masih berada di tahap awal pandemi COVID-19. Seiring bertambahnya kasus dan angka kematian, serta semakin meningkatnya tantangan yang harus dihadapi oleh fasilitas pelayanan kesehatan, sangat mungkin bahwa harapan dan semangat masyarakat akan menurun. Konsumen Indonesia pun semakin kehilangan optimisme mereka akan kemungkinan Indonesia bisa pulih kembali dari segi ekonomi. Namun, tetap saja masih ada optimisme yang dimiliki oleh masyarakat. Terutama, ini karena adanya keyakinan bahwa ada potensi pertumbuhan generasi muda yang jumlahnya tinggi karena 40 persen dari populasi Indonesia berusia di bawah 24 tahun. Serta, keyakinan bahwa negara ini dinamis dan digitally-savvy.
Masyarakat Indonesia Pengguna Intens Digital Seperti Media Sosial
Masyarakat Indonesia merupakan salah satu pengguna media sosial paling intens dan negara kita sendiri menjadi tempat berkembangnya banyak tech startup senilai milyaran dollar di Asia Tenggara. Sekarang, di tengah karantina dan gerakan #dirumahaja, serta semakin tingginya kewaspadaan akan kondisi kesehatan, konsumen berbondong-bondong mulai beralih ke media digital dan e-commerce.
Tidak heran kalau sekarang semakin banyak orang menikmati hiburan digital di rumah dan memesan makanan secara online dengan cara pesan antar. Namun, kebutuhan lainnya yang biasanya dibeli langsung di toko atau pasar, seperti bahan makanan, alat kebutuhan rumah tangga, dan camilan, kini semuanya juga ikut beralih ke toko digital. Tiga puluh tujuh persen responden mengatakan bahwa mereka sudah mengunduh lebih dari satu aplikasi e-commerce dalam dua minggu terakhir.
Para konsumen juga mengatakan bahwa mereka menghabiskan waktu lebih banyak untuk menggunakan media sosial, dan makin sering membaca berita online. Hal ini juga membawa dampak yang negatif bagi perusahaan koran cetak, yang penjualannya semakin menurun karena adanya larangan kontak antar manusia sehingga korannya tak bisa terjual dengan maksimal.
Perubahan Perilaku Konsumen Setelah Terjadinya Kondisi Digital COVID-19
Data selanjutnya yang didapat dari hasil survei, menunjukkan kesadaran komunitas masyarakat Indonesia serta kebanggaan mereka akan produk nasional semakin meningkat. 56% responden mengatakan bahwa mereka cenderung lebih memilih produk yang diproduksi di Indonesia. Terutama dari bisnis lokal di dalam komunitas mereka sendiri. Banyak orang juga berkata bahwa mereka mau memesan makanan dari warung-warung kecil dan restoran terdekat saja.
Maka dari itu, berbagai macam bisnis mestinya bisa memanfaatkan momentum ini untuk mendukung gerakan “beli produk Indonesia” sejak dini. Selain itu, meski kondisi ekonomi saat ini sedang mengalami kesulitan, namun hampir setengah responden berkata bahwa mereka mau menyumbangkan lebih banyak uang atau barang ke organisasi amal atau orang-orang yang membutuhkan.Seiring berkembangnya Interaksi digital di era COVID-19 di Indonesia, kita perlu terus memantau perilaku konsumen di negeri ini dan juga di seluruh dunia. Selama konsumen masih memiliki harapan dan keyakinan besar bahwa perekonomian pasti pulih kembali, maka bisnis Anda juga tetap memiliki peluang untuk terus bertahan. Makanya, beralihlah sekarang ke layanan digital. Sediakan pelayanan terbaik untuk konsumen Anda selama 24 jam dan biarkan mereka memenuhi kebutuhan dari rumah saja. Maxsol siap memberikan solusi digital terbaik untuk Anda, dengan pengalaman selama 10 tahun di bidang Digital Creative Solution. Konsultasikan bisnis Anda kepada Maxsol.
5 thoughts on “Pengaruh COVID-19 Terhadap Perilaku Konsumen Digital di Indonesia”