Alibaba pertama kali didirikan pada tahun 1999 dengan misi sederhana: yaitu untuk menjalankan bisnis dengan mudah di mana saja. Pendiri Alibaba, Jack Ma, memahami pentingnya teknologi untuk kesuksesan suatu bisnis. Berangkat dari keyakinan tersebut, Alibaba bertekad membantu orang-orang dalam mengembangkan bisnis untuk jangka panjang, dengan strategi alibaba serta mengatasi tantangan sosial dengan cara yang ekonomis.
Mempelajari Ekosistem Alibaba
Alibaba telah berubah dari perusahaan ecommerce menjadi bisnis yang membangun infrastruktur ritel dan toko. Ekosistem Alibaba kini mengutamakan toko, layanan finansial, smart logistics dan komputasi cloud. Setiap komponen ini memainkan peran penting dalam infrastruktur teknologi dan melengkapi value-chain yang menjadi sumber daya ekonomi digital, suatu kondisi ekonomi yang dipengaruhi oleh kekuatan network atau jaringan, dan value yang mutual.
Diyakini oleh Alibaba, ekonomi digital berpotensi untuk bertahan dalam kondisi apapun, dan bisa dijalankan dengan sistem yang sangat transparan. Sementara, aspek yang penting dalam ekonomi digital adalah data.
Data berperan penting dan berfungsi menjalankan untuk membantu mengelola bisnis ecommerce Anda. Data sendiri bisa berubah sewaktu-waktu dan Anda perlu menyesuaikannya dengan sistem bisnis Anda. Melalui data tentang konsumen dan kompetitor, Anda bisa mengetahui strategi yang tepat untuk mengembangkan bisnis ecommerce.
Strategi Alibaba untuk Marketing di Masa Pandemi Covid-19
Jack Ma memiliki visi untuk Alibaba, yakni agar perusahaannya tersebut menjadi perusahaan yang bagus, bukan hanya besar saja. Belum tentu perusahaan yang besar itu bagus. Untuk bisa menjadi perusahaan bagus, maka Alibaba berprinsip bahwa mereka harus dapat mengatasi masalah-masalah sosial. Inilah yang menjadi pedoman bisnis mereka.
Krisis Covid-19 memang tidak bisa dihindari. Kondisi tersebut juga sangat mempengaruhi bisnis dan perilaku belanja konsumen. Akibat karantina, muncul masalah baru seperti kesulitan bisnis dalam menjual produk dan layanannya, karena dilarangnya kontak antar manusia dan orang-orang hanya berdiam di rumah saja.
Pada akhirnya, tindakan penting yang harus dilakukan oleh bisnis apapun yakni memenuhi kebutuhan masyarakat, meskipun orang-orang tidak bisa meninggalkan rumah. Strategi bisnis Alibaba yakni dengan menjalankan ekosistem yang bisa menangani krisis Covid-19.
Alibaba mengarahkan fokusnya untuk membantu layanan medis, memberikan bantuan untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari, mendukung semua bisnis kecil dan menengah untuk menghadapi krisis, serta menciptakan energi positif di dalam masyarakat.
Untuk mewujudkannya, Alibaba merancang “strategi 3C”. Jika dijabarkan, strategi 3C tersebut bisa diuraikan seperti berikut:
- Communication – Selalu mengetahui perkembangan berita dan kondisi terkini dengan berbagi status real-time.
- Connection – Menemukan cara agar masyarakat tetap selalu terhubung satu sama lain untuk melawan Covid-19.
- Commitment – Menginspirasi orang-orang untuk terus bersikap positif dalam situasi sulit.
Sekarang kita akan mempelajari sedikit lebih dalam tentang Strategi 3C tersebut.
Communication
Apa yang terjadi di luar sana? Alibaba membuat program video reguler yang diberi nama “Daily News in the Battle against Covid-19.” Program ini berbagi berita penting setiap harinya dari ekosistem Alibaba, menunjukkan seperti apa perjuangan orang-orang yang berada di lini depan dalam melawan Covid-19.
Selain itu setiap unit bisnis Alibaba juga membuat video atau laporan sendiri tentang aksi dan tindakan yang dilakukan dalam penanganan Covid-19.
Connection
Karyawan-ke-karyawan
Alibaba memiliki ratusan karyawan yang bekerja di provinsi Hubei, area yang pertama kali terkena pandemi. Untuk mendukung mereka, divisi human resource membuat dua project.
Pertama, yakni video dan notes dari karyawan Alibaba di seluruh dunia, di mana mereka mengirimkan dukungan kepada rekan-rekan di Hubei.
Kedua, ada sesi karaoke online di DingTalk, komunikator resmi Alibaba yang dikelola HR. Melalui aplikasi ini, ribuan orang bergabung ke dalam grupnya dan berpartisipasi. Performer-nya juga termasuk Executive Chairman of Ant Financial, Eric Jing, dan CEO Ant Financial, Simon Hu.
Perusahaan-ke-Karyawan
Selama masa pandemi, perusahaan memberikan bantuan medis lengkap seperti masker, hand sanitizer, dan lainnya untuk keluarga karyawan. Di samping itu, mereka juga melakukan tracking untuk status kesehatan karyawan. Ini dilakukan harian, sambil terus meng-update informasi tentang kondisi lingkungan di sekitar tempat tinggal karyawan, apakah mungkin ada riwayat kontak dengan mereka yang positif Covid-19.
Business Leader-ke-Karyawan
Untuk menjaga koneksi penting selama Covid-19, business leader selalu berkomunikasi dan menanyakan hal-hal penting terkait persebaran pandemi kepada karyawan.
Commitment
Mereka ingin tetap menginspirasi orang-orang agar selalu bersikap positif di tengah situasi sulit seperti sekarang ini. Sempat Jack Ma berpesan kepada tim HR-nya dalam teleconference yang dilakukan pada 8 Februari 2020, katanya “Hanya mereka yang bisa menghadapi tantangan dan keadaan ini, dan dapat mengatasi kesulitan yang terjadi, yang akan memiliki masa depan cerah.”
Selain itu, tim HR juga mengajak para karyawan yang berada di lini depan untuk membuat video tentang keseharian mereka. Video tersebut lalu dibagikan kepada portal karyawan internal Alibaba.
Kemudian, untuk menyikapi kondisi selama masa work from home, Alibaba membuat poster dan video yang berisi tips tentang cara efektif bekerja dari rumah. Ini lebih menarik dan menginspirasi.
Demikian strategi Alibaba untuk mengelola sumber daya manusia dalam bisnis mereka selama masa pandemi Covid-19. Kalau Anda mencoba strategi ini dan sukses, maka bisnis Anda akan dapat bertahan bahkan tetap berkembang, dengan sumber daya yang tetap produktif.
Strategi Alibaba untuk marketing selengkapnya akan diulas dalam artikel lanjutan bagian kedua.