Mobile developer membutuhkan software khusus untuk menciptakan suatu aplikasi yang mobile-friendly. Ada dua software yang paling banyak digunakan oleh para mobile developer, yaitu Flutter dan Iconic. Manakah yang terbaik antara Ionic vs Flutter untuk menciptakan aplikasi yang mobile friendly?
Jika Anda merupakan salah satu dari mobile developer yang masih baru atau pemula dan tertarik untuk menyelami industri teknologi, sangat penting untuk memahami perbedaan antara Flutter dan Iconic sehingga nantinya Anda bisa memilih yang terbaik diantara kedua software khusus tersebut.
Fungsi Ionic vs Flutter untuk Menciptakan Mobile App
Kedua software ini merupakan SDK atau software development kit yang sering digunakan oleh para developer untuk menciptakan berbagai aplikasi lintas platform yang mempunyai performa tinggi. Dengan memakai kedua software ini, developer bisa membuat aplikasi iOS dan Android secara bersamaan dengan memanfaatkan kode tunggal.
Hasilnya, saat Anda membuka suatu aplikasi dari ponsel Android, user interface dan user experience-nya tidak akan berbeda jauh dari aplikasi yang sama yang ada di perangkat iOS. Dua software tersebut juga bisa membantu developer untuk menghemat waktu dalam proses pembuatan aplikasi.
Hal ini karena developer tidak harus mempersiapkan rangkaian kode yang berbeda secara terpisah, yaitu untuk Android dan iOS. Proses pengembangan aplikasi yang lebih cepat biasanya akan membutuhkan biaya yang lebih murah.
Perbedaan Antara Software Flutter dan Iconic
Saat ini, ada sekitar 39,9% developer dari seluruh penjuru dunia yang menggunakan Flutter untuk menciptakan aplikasi lintas platform. Beberapa aplikasi yang merupakan hasil dari penggunaan Flutter antara lain Alibaba, Google Ads, eBay, dan Tencent.
Mana yang lebih populer antara Ionic vs Flutter? Saat ini, ada kurang lebih 5 juta mobile app yang dibuat dengan menggunakan Iconic. Kedua software khusus ini sama-sama populer. Berbagai aplikasi seluler yang dibuat menggunakan Iconic dan Flutter mempunyai performa yang lebih baik daripada aplikasi cross platform yang lainnya.
Lalu, mana yang lebih unggul antara Ionic vs Flutter? Ada beberapa perbedaan antara dua software developer kit tersebut, yaitu:
Flutter lebih mudah dan cepat
Dengan menggunakan Flutter, developer bisa menulis serta membagikan kode di semua platform dengan lebih cepat dan mudah. Selain itu, flutter juga menyediakan fitur hot reloading. Fitur hot reloading ini memungkinkan developer untuk langsung melihat hasil dari perubahan kode.
Jadi developer tidak perlu melakukan kompilasi ulang. Developer bisa segera mengutak-atik kode, memperbaiki bug, serta menciptakan berbagai macam elemen antarmuka seperti user interface dan user experience secara real time, di Android maupun di iOS.
Dalam hal apa Flutter memenangkan persaingan antara Ionic vs Flutter? Flutter sangat cocok untuk digunakan oleh developer yang akan membuat aplikasi khusus untuk suatu brand yang memfokuskan diri pada aplikasi seluler saja.
Dengan Flutter, developer bisa melakukan update ke seluruh sistem operasi secara bersamaan. Hal ini tidak hanya menghemat waktu tapi juga meningkatkan produktivitas kerja para developer aplikasi seluler.
Iconic lebih cocok untuk lintas platform
Berbagai aplikasi seluler dan situs web yang dibuat dengan menggunakan Iconic mempunyai performa dan masa simpan yang lebih baik daripada yang dibuat dengan menggunakan Flutter. Hal ini karena Iconic memungkinkan developer untuk memilih platform yang lebih bervariasi.
Antara Ionic vs Flutter, Iconic lebih disukai karena platform yang lebih bervariasi memungkinkan developer untuk mempunyai script yang seragam dan stabil dalam mengembangkan aplikasi multi platform, khususnya aplikasi yang berbasis web.
Jadi, kalau Anda membutuhkan software yang bisa mempermudah pengembangan aplikasi web, mobile, dan sektop sekaligus, Iconic dinilai lebih bagus dari Flutter. Flutter mempunyai keterbatasan dalam hal web browser.
Contohnya, penerapan fitur hot reloading dalam Flutter dinilai jauh lebih sulit untuk dijalankan di aplikasi yang berbasis web.
Ionic vs Flutter dalam hal ukuran
Flutter bisa membuat aplikasi yang jauh lebih stabil saat dijalankan di berbagai perangkat. Hal ini karena Flutter berkomunikasi dengan berbagai komponen native di suatu sistem operasi tanpa menggunakan JavaScript.
Selain itu, Flutter juga tidak memerlukan framework JavaScript untuk tetap terhubung di webview saat akan menampilkan konten yang telah dibuat. Tapi meskipun stabil, bundle size Flutter yang lebih besar membuat Flutter menjadi agak lebih lambat dibandingkan dengan Iconic.
Ukuran bundle yang semakin besar membuat waktu yang diperlukan menjadi semakin lama sebelum akhirnya pengguna bisa melihat wujud aplikasi tersebut. sebaliknya, kalau bundle size lebih kecil, maka runtime menjadi lebih cepat.
Flutter memerlukan kode yang lebih berat, bahkan ketika akan membuat suatu aplikasi dasar. Dalam hal ini, Iconic memenangkan persaingan Ionic vs Flutter karena Iconic memakai runtime browser standar yang berarti rata-rata runtime menjadi lebih cepat.
Iconic lebih unggul dalam menawarkan transisi yang dipercepat oleh perangkat keras, gestures yang dioptimalkan, serta sebelum proses rendering.
Masalah dalam aplikasi mobile
Flutter merupakan satu-satunya software development kit untuk aplikasi mobile lintas platform yang tidak memanfaatkan bridge. Bridge sendiri merupakan penghubung antara service yang ada di ponsel (seperti akses ke Bluetooth, kamera, GPS, atau yang lainnya) dengan interface suatu aplikasi.
Semakin sering penggunaan jembatan ini, misalnya ketika scrolling homepage, maka aplikasi akan menjadi semakin berat hingga akhirnya mengalami hang. Saat ini, Flutter tidak lagi memakai JavaScript yang sering digunakan dalam pembuatan jembatan dengan DART.
DART akan menaikkan startup time dalam suatu aplikasi dan akan mengurangi resiko masalah performa.
Ionic vs Flutter dalam hal UI dan UX
Flutter terkenal karena mempunyai kemampuan untuk membuat dan mengembangkan animasi orisinal. Animasi ini mempunyai peranan penting dalam menaikkan user interface serta dalam menciptakan tampilan yang lebih menarik di suatu aplikasi.
Iconic mempunyai framework platform independent yang akan membantu mengurangi tenaga, waktu, dan sumber daya yang digunakan dalam membangun aplikasi multi platform. Framework ini juga akan menyediakan tampilan user interface yang menyerupai aplikasi bawaan.
Jadi, yang manakah antara Ionic vs Flutter yang lebih baik? Jawabannya bergantung pada tujuan dari proyek yang dikerjakan oleh developer. Jika Anda akan membuat aplikasi seluler dengan performa yang lebih tinggi dan mempunyai UI yang lebih fleksibel serta code-sharing yang lebih sederhana, gunakan Flutter.
Tapi kalau Anda membutuhkan software developer untuk membuat aplikasi yang terasa mulus baik di mobile maupun di website, maka Iconic adalah juaranya. Selain dua software ini, masih ada berbagai software lain yang bisa dipertimbangkan.
Cari tahu selengkapnya tentang berbagai software tersebut, bandingkan dengan Ionic vs Flutter, agar Anda bisa mengetahui software mana yang paling unggul dan paling bagus dibandingkan dengan kompetitornya. Pastikan untuk memilih software yang kualitasnya paling baik.