Untuk menyemarakkan persaingan bank digital di Indonesia, BCA Digital telah meluncurkan aplikasi Blu pada 2 Juli 2021. Untuk sementara, aplikasi Blu baru dapat dinikmati oleh pengguna Android dengan mengunduhnya di Google Play Store. Aplikasi ini juga akan hadir di Apple App Store dalam waktu dekat.
Sebelum mengenal aplikasi Blu lebih jauh, mungkin ada beberapa dari Anda yang belum familiar dengan bank digital.
Apa Itu Bank Digital?
Nasabah bank digital melakukan seluruh aktivitas perbankan dengan internet. Sebagian dari Anda mungkin berpikir bahwa ini sama dengan internet banking atau mobile banking milik bank konvensional. Namun, ternyata keduanya berbeda.
Fitur internet banking dan mobile banking masih terbatas. Anda hanya bisa menggunakannya untuk cek saldo, transfer uang, membayar tagihan, dan deposito. Sementara itu, aktivitas perbankan lain masih harus tetap dilakukan secara offline di kantor bank.
Sedangkan bank digital sepenuhnya dilakukan secara online, mulai dari membuka hingga menutup rekening. Tidak ada transaksi yang bisa dilakukan di luar jaringan. Saat membuka rekening, proses verifikasi diri dilakukan dengan media video call dan digital signature. Untuk mengaktifkan rekening, biasanya nasabah diminta untuk melakukan setoran awal dengan nominal tertentu.
Kelebihan Bank Digital
Dari penjelasan singkat di atas, sedikit banyak Anda sudah memahami beberapa keunggulan bank digital jika dibandingkan dengan bank konvensional.
Pertama, bank digital simpel dan praktis. Anda bisa mengirim uang ke sanak saudara dan membayar belanja di platform e-commerce cukup dari ponsel. Anda tidak perlu membawa segepok uang ke teller untuk melakukan transaksi. Aktivitas ekonomi Anda juga tidak terkendala jam kerja.
Kedua, bank digital mendukung ekosistem cashless. Metode transaksi dengan uang tunai cenderung berbahaya di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang. Virus bisa menyebar melalui media apa saja, termasuk melalui uang. Selain itu, Anda tidak perlu keluar rumah dan bertemu kerumunan orang karena transaksi bisa diselesaikan dari genggaman.
Baca Juga : Website ataukah Aplikasi yang Diperlukan Sebuah Perusahaan?
Kekurangan Bank Digital
Seperti dua sisi mata uang, bank digital juga memiliki kekurangan. Poin ini sebaiknya Anda pahami benar sebelum memutuskan untuk berpindah ke bank digital.
Pertama, bank digital cenderung membuat Anda boros karena transaksi tidak dilakukan secara kasat mata. Penelitian mengenai ini sudah pernah dilakukan terhadap pengguna kartu kredit. Saat mengeluarkan uang untuk membayar, ada bagian otak manusia yang merasakan sakit. Rasa sakit itu tidak muncul saat transaksi berjalan secara cashless dengan kartu kredit.
Hal yang sama berlaku dengan bank digital. Anda cenderung lebih boros saat berbelanja di e-commerce karena tidak melihat wujud uang yang dikeluarkan. Apalagi e-commerce kerap menyerbu dengan beragam kupon diskon sehingga Anda semakin nyaman untuk berbelanja.
Kekurangan selanjutnya adalah terkait dengan celah keamanan dan fraud. Perkembangan teknologi juga turut meningkatkan skill pelaku kejahatan. Jika dulu kita dipusingkan dengan modus skimming di mesin ATM, kini kita berhadapan dengan pelaku pencurian data digital nasabah.
Dari sisi keamanan, potensi bahaya juga bisa datang apabila ponsel Anda hilang atau dicuri orang. Potensi kejahatan ini bisa dimitigasi dengan memasang kunci keamanan berlapis di aplikasi bank digital, mulai dari PIN hingga sidik jari. Terlepas dari aplikasi, ponsel Anda sendiri juga harus dilapisi dengan kode keamanan yang kuat.
Bank Digital di Indonesia
Penyelenggaraan layanan bank digital oleh bank umum di Indonesia diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12/POJK.03.2018. Pandemi Covid-19 dengan segala kebijakan pembatasan aktivitas fisik turut meningkatkan popularitas bank digital. Nilai transaksi bank digital tercatat melonjak hingga 60% di masa pandemi.
Setidaknya ada tujuh bank di Indonesia yang sudah mendapatkan izin OJK untuk beroperasi sebagai bank digital. Ketujuh bank digital tersebut adalah Jenius (BTPN), Wokee (Bank Bukopin), Digibank (Bank DBS), TMRW (Bank UOB), Jago (Bank Jago), MotionBanking (MNC Bank), dan Aladin (Bank Aladin).
Bank BCA tentu tidak ingin ketinggalan dalam meramaikan persaingan. Melalui BCA Digital, BCA Group meluncurkan aplikasi Blu dengan beragam fitur menarik.
Jadi, Apa Itu Aplikasi Blu?
Aplikasi Blu adalah produk BCA Digital, anak perusahaan BCA hasil transformasi dari Bank Royal yang diakuisisi pada 2019. Sebelumnya, perlu dimengerti bahwa BCA dan BCA Digital adalah dua entitas yang berbeda. Keduanya memiliki model bisnis dan segmen konsumennya masing-masing.
BCA Digital menggarap segmen nasabah yang belum disentuh oleh BCA Group, sehingga peluncuran Blu adalah usaha untuk memperluas pasar. Tercatat ada 92 juta orang di Indonesia yang belum pernah menggunakan layanan bank dan lembaga keuangan lain.
Menariknya, sebagian besar masyarakat sudah memiliki smartphone. Jadi, bank digital dipercaya lebih mudah dalam melakukan penetrasi ke calon nasabah baru.
Blu menargetkan nasabah yang berasal dari kalangan digital savvy, berapapun usianya. Digital savvy disini adalah mereka yang banyak mengandalkan aplikasi smartphone untuk menunjang aktivitasnya. Kalangan ini bisa berprofesi sebagai pelajar, pebisnis, dan profesional.
Layaknya sebuah bank digital tanpa kantor cabang (branchless), nasabah BCA Digital bisa melakukan transaksi keuangan di aplikasi Blu dimana saja dan kapan saja. Pengguna juga semakin dimanjakan karena aplikasi Blu terintegrasi dengan semua infrastruktur digital BCA, seperti ATM dan BCA call center.
Fitur Aplikasi Blu
Blu menawarkan sejumlah fitur inovatif yang memberikan pengalaman perbankan online terbaik kepada penggunanya. Sejak awal, nasabah sudah merasakan sentuhan bank digital karena bisa membuka rekening BluAccount secara online. Syarat nasabah adalah berusia minimal 17 tahun, WNI, punya e-KTP, dan tidak memiliki kewajiban pajak di negara lain.
Bagi yang butuh beberapa pos alokasi budgeting, Anda bisa membuat hingga 10 rekening tabungan dengan menggunakan fitur BluSaving. Selain itu, ada fitur BluGether untuk memudahkan nasabah yang ingin melakukan patungan online hingga 25 orang.
Sementara itu, ada fitur BluDeposit dimana nasabah bisa melakukan top-up ke tabungan deposito. Uniknya, Anda tidak akan terkena penalti jika ingin mencairkan deposito sebelum jatuh tempo.
Nasabah BCA Digital bisa melakukan beragam pembayaran melalui aplikasi Blu, baik itu top-up e-wallet (OVO dan Gopay), membeli pulsa, hingga bayar memakai QRIS. Jika tetap butuh uang tunai, tidak perlu khawatir karena nasabah bisa melakukan setor atau tarik tunai secara gratis di seluruh ATM BCA.
Aplikasi Blu bebas biaya admin dan biaya transfer ke sesama BCA. Aktivitas transfer ke bank lain dan top-up Gopay juga gratis, tetapi dibatasi hingga 20 kali per bulan di 2 bulan pertama sejak pembukaan rekening. Setelahnya, nasabah bisa menikmati bebas biaya transfer ke bank lain dan top-up Gopay jika saldo bulanan di atas Rp 1 juta.
Untuk memastikan kenyamanan nasabah, BCA Digital membangun call center bernama HaloBlu sebagai garda depan. HaloBlu sendiri merupakan tim HaloBCA yang khusus melayani nasabah Blu. Anda dapat menghubungi tim HaloBlu di call center 1500668 dan Twitter @haloblu.
Selain fitur yang aplikatif, tampilan Blu yang futuristik juga turut memberi andil dalam meningkatkan kepuasan penggunanya. Elemen UI/UX memang memainkan peranan penting dalam sebuah aplikasi. Salah satu perusahaan Digital Creative yang andal dalam aspek ini adalah Maxsol.id. Dengan pengalaman menggarap lebih dari 1000 project, Maxsol dapat membuat tampilan website Anda menjadi lebih nyaman dan profesional.