Pernah mendengar JSON? JSON adalah singkatan dari JavaScript Object Notation. Istilah ini pasti tidak asing lagi dikalangan pemrogram karena tipe data ini sangat umum digunakan sehari-hari. Namun kali ini, kita akan berkenalan dengan GeoJSON, tipe data khusus yang dibuat untuk keperluan pemetaan.
GeoJSON adalah format encoding struktur data geografis untuk merepresentasikan data geografis sederhana bersamaan dengan atribut non spasialnya menggunakan teks yang mudah dibaca manusia. Format GeoJSON sering digunakan untuk melakukan pertukaran data dalam jaringan internet dan menjadi standar yang didukung oleh banyak aplikasi GIS (Geographic Information System) dan pemetaan.
Jenis-jenis tipe data geometri dalam GeoJSON
GeoJSON menggunakan sistem koordinat WGS 84 untuk merepresentasikan titik geografis melalui latitude dan longitude. Berikut adalah tipe data geografis yang didukung oleh GeoJSON beserta contoh pemanfaatannya dalam aplikasi pemetaan sehari-hari.
Point
Point adalah gambaran geometri yang paling sederhana dari GeoJSON, berisi satu titik latitude dan longitude. Tipe ini paling sering kita temui dalam pemetaan digital seperti Google Maps atau Waze.
Dari gambar diatas kita bisa melihat satu titik koordinat yang terdiri dari latitude dan longitude, jika titik tersebut ditulis dalam format GeoJSON, maka hasilnya akan seperti ini.
| { “type”: “Feature”, “geometry”: { “type”: “Point”, “coordinates”: [3.3247172,114.6953505] }, “properties”: { “name”: “Pasar Sabtu Sungai Tabuk Kota” } } |
Jika kita ingin menampilkan beberapa titik yang saling tidak terhubung satu sama lain dalam satu peta, maka kita akan menggunakan tipe MultiPoint.
Berikut adalah contoh GeoJSON untuk tipe MultiPoint
| { “type”: “Feature”, “geometry”: { “type”: “MultiPoint”, “coordinates”: [ [ 3.3247172, 114.6953505 ], [ 3.242321, 114.124322 ], [ 3.5123157, 114.523421 ] ] }, “properties”: { “name”: [ “Pasar Sabtu”, “Pasar Senen”, “Pasar Minggu” ] } } |
LineString
Tipe data geometris yang satu ini berisi dari kumpulan titik yang saling terhubung dan sebenarnya sering kita jumpai ketika kita ingin menggunakan menu navigasi di Google Maps atau Waze. Berikut adalah contoh dari LineString
GeoJSON untuk tipe tersebut akan terlihat seperti ini
| { “type”: “Feature”, “geometry”: { “type”: “LineString”, “coordinates”: [ [100.0, 0.0], [101.0, 1.0], [102.0, 2.0] ] }, “properties”: { “name”: “Sample Line” } } |
Selanjutnya kamu pun bisa menggunakan MultiLineString untuk menampilkan lebih dari satu LineString seperti contoh berikut
Dua LineString tersebut bisa dituliskan dengan format GeoJSON sebagai berikut
| { “type”: “Feature”, “geometry”: { “type”: “LineString”, “coordinates”: [ [ [ -6.2521698, 106.8728149 ], [ -6.2521698, 106.872814 ] ], [ [ -6.2706772, 106.7744872 ], [ -6.2706772, 106.7744872 ] ] ] }, “properties”: { “name”: [ “Line 1”, “Line 2” ] } } |
Polygon
Bentuk umum yang terakhir adalah polygon. Pada umumnya Polygon ini sama dengan LineString, yang membedakan adalah titik awal dan titik akhir harus sama agar tercipta suatu area tertutup dalam suatu peta.
Gambar diatas jika direpresentasikan dalam GeoJSON maka akan menjadi seperti ini
| { “type”: “Feature”, “geometry”: { “type”: “Polygon”, “coordinates”: [ [ [ 10.0, 11.2 ], [ 10.5, 11.9 ], [ 10.8, 12.0 ], [ 10.0, 11.2 ] ] ] }, “properties”: { “name”: “Area Taman Nasional” } } |
Sama seperti tipe yang lain, Polygon pun bisa terdiri dari beberapa area tertutup dan biasanya dapat kita jumpai pada peta untuk informasi suatu kawasan.
Berikut adalah contoh format GeoJSON untuk peta diatas
| { “type”: “Feature”, “geometry”: { “type”: “Polygon”, “coordinates”: [ [ [ -27.8685296, 152.895001 ], [ -27.7756501, 153.2863366 ] ], [ [ -27.8685296, 152.895001 ], [ -27.7756501, 153.2863366 ] ] ] }, “properties”: { “name”: “Area Kualitas Udara” } } |
