Beberapa tahun lalu, konsep pesan antar makanan masih belum terlalu familiar. Hanya beberapa restoran fast food berskala besar saja yang memiliki layanan ini, itu pun untuk pembelian dengan jumlah tertentu. Namun beberapa tahun terakhir, konsep pesan antara bahkan jauh lebih populer dibandingkan sistem take away atau dine in. Kini banyak orang yang lebih suka memesan makanan secara online untuk dikirim dan disantap di rumah masing-masing. Populernya konsep ini juga tidak lepas dari gaya hidup anak muda masa kini yang cenderung minim waktu luang dan tidak ingin menghabiskan tenaga untuk mobilitas yang kurang penting.
Semakin maraknya konsep pesan antar makanan, kemudian menciptakan sebuah industri baru yang disebut dengan cloud kitchen (ghost kicthen). Industri ini bergerak dalam bidang penyediaan tempat, alat masak, bahkan juga tenaga kerja untuk memproduksi makanan. Kemudian dikirimkan ke para pemesan. Uniknya, satu cloud kitchen biasanya digunakan oleh banyak brand sekaligus, sehingga lebih efisien bagi para driver yang melakukan pengantaran makanan.
Konsep cloud kitchen sebenarnya sangat mirip dengan co-working space, di mana seseorang menyewakan sebuah tempat yang dilengkapi dengan fasilitas. Fungsinya untuk dijadikan kantor bagi para pengusaha pemula yang belum memiliki modal untuk membuat kantor sendiri. Dalam hal ini, cloud kitchen juga bisa dimanfaatkan oleh para pebisnis kuliner, yang kekurangan tempat memasak dan juga tidak memiliki peralatan masak skala besar untuk menghasilkan banyak produk sekaligus.
Keuntungan Berbisnis dengan Memanfaatkan Cloud Kitchen
Keuntungan pertama dari memanfaatkan cloud kitchen adalah pemilik usaha tidak perlu mengeluarkan modal besar untuk membuat dapur dan membeli peralatan masak yang sesuai untuk usaha. Pemilik usaha juga bisa menciptakan dan menjual produk di bawah sebuah brand resmi, tanpa perlu memiliki restoran sendiri. Di sisi lain, pemilik usaha yang belum mempunyai karyawan juga bisa memanfaatkan tenaga kerja yang disediakan oleh cloud kitchen, sehingga proses produksi bisa berjalan dengan maksimal.
Hal ini tentu saja sangat menghemat biaya operasional, karena pebisnis pemula tidak perlu memikirkan pembangunan restoran dan tidak perlu mengeluarkan dana besar untuk membeli berbagai jenis peralatan. Pemilik usaha kuliner bisa berfokus pada penciptaan menu, quality control makanan dan minuman yang dijual, serta berbagai inovasi yang bisa meningkatkan penjualan.
Di zaman yang serba digital seperti saat ini, bukan tidak mungkin seseorang bisa sukses dengan menjadi pemilik restoran ‘non fisik’. Sebab permintaan pembelian melalui konsep pesan antar jauh lebih diminati, sehingga tidak perlu khawatir dengan konsumen yang ingin makan di tempat. Meski pasti ada, jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding konsumen yang memesan secara online.
Cloud Kitchen di Indonesia
Yummy Corp merupakan perusahaan startup yang sukses dalam industri cloud kitchen, hingga mendapatkan pendanaan sebesar Rp175 miliar dari SoftBank. YummyCorp sendiri saat ini memiliki lebih dari 70 dapur satelit (sebutan lain untuk cloud kitchen), yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, seperti Bandung, Jakarta, dan juga Medan. Dapur-dapur ini diberi nama YummyKitchen dan tidak hanya menyediakan tempat serta peralatan masak, tapi juga mengerjakan sistem operasional dari brand yang menyewa dapur mereka.
Saat ini tercatat ada lebih dari 50 brand makanan terkenal yang tergabung dalam Yummy Kitchen, sebagian merupakan merek besar namun banyak juga brand kecil yang sejak awal tidak memiliki restoran fisik. Paket lengkap yang ditawarkan oleh Yummy Kitchen bahkan juga meliputi jasa pengantaran makanan, di mana mereka bekerja sama dengan Grab dan juga Gojek. Dengan kerja sama ini, pembelian melalui Yummy Kitchen meningkat pesat sampai 320 persen di 6 bulan pertama.
Selain YummyCorp, Gojek dan Grab ternyata juga memiliki cloud kitchen sendiri meski jumlahnya masih lebih kecil. Untuk Gojek, ada 27 cloud kitchen dengan nama Dapur Bersama yang tersebar di area Jabodetabek. Sedangkan Grab memiliki GrabKitchen, yang sudah ada sejak tahun 2018 dan ada di 7 kota di Indonesia. Baik Gojek dan Grab sama-sama memanfaatkan analisa data pelanggan untuk mengetahui lokasi mana yang banyak terdapat pemesan, sehingga mereka menciptakan cloud kitchen di area tersebut.
Tips untuk Berbisnis Menggunakan Cloud Kitchen
Adanya Cloud Kitchen memang sangat membantu para pebisnis pemula untuk mengembangkan brand dan mendapatkan konsumen tanpa perlu memiliki restoran sendiri. Untuk Anda yang ingin memanfaatkan cloud kitchen, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Utamakan kualitas makanan
Konsumen tidak akan bisa menikmati suasana restoran yang unik, jadi kualitas makanan merupakan satu-satunya pertimbangan mereka dalam membeli produk Anda. Pastikan makanan memiliki cita rasa yang konsisten, porsi yang sesuai dengan harga, serta penampilan dan penataan yang menarik.
Dalam hal ini, penanggung jawab cloud kitchen memiliki peran yang sangat penting. Sosok ini harus bisa melakukan quality control terhadap makanan yang dikirim kepada pelanggan. Jika Anda memiliki kesempatan untuk merekrut tenaga kerja, maka pastikan memilih orang yang profesional dan sudah memiliki banyak pengalaman dalam bidang kuliner.
2. Cermati penyimpanan bahan makanan
Dalam sebuah cloud kitchen, tempat penyimpanan makanan digunakan bersama oleh beberapa brand sekaligus. Hal ini meningkatkan risiko kerusakan bahan makanan atau ketidaktelitian yang menyebabkan bahan baku habis sebelum waktunya. Harus ada pekerja yang bertugas untuk mengecek persediaa bahan makanan termasuk memastikan bahwa proses penyimpanan dilakukan dengan baik sehingga tidak ada yang rusak atau busuk.
3. Gunakan sistem keuangan online
Merupakan ide yang buruk untuk mencatat penjualan secara manual hanya dengan menulisnya di atas kertas. Risiko kekeliruan sangatlah besar dan jika terus dibiarkan tentu hal ini bisa menyebabkan kerugian pada bisnis Anda. Maka dari itu, gunakan sistem keuangan online yang terintegrasi. Sehingga bisa secara otomatis mencatat penjualan dari berbagai jenis pesanan secara langsung atau yang melalui aplikasi seperti Grab dan Gojek.
Sistem keuangan semacam ini juga berperan penting dalam mencatat selisih harga pengiriman, terlebih lagi jika Anda menggunakan bantuan pihak ketiga. Anda juga bisa memanfaatkan sistem atau aplikasi digital untuk mengatur inventaris bahan baku maupun kemasan produk, sehingga lebih rapi dan mudah dilacak.
4. Pastikan terus meningkatkan inovasi layanan dengan pendekatan digital melalui media sosial
Hal ini sangat efektif untuk meningkatkan penjualan, sekaligus tetap terhubung dengan konsumen meski Anda tidak memiliki restoran fisik. Masukan dari konsumen akan sangat berguna untuk mengevaluasi kinerja dan kualitas produk, sehingga akan bisa terus diperbaiki dari waktu ke waktu.
Anda juga bisa menghubungi Maxsol untuk mendapatkan pendampingan dalam hal promosi secara digital baik melalui media sosial maupun website. Bantuan profesional akan mempermudah usaha Anda untuk lebih dekat dengan konsumen.