Breaking News

Laporan-e-Conomy-di-indonesia

Referensi Penting dari Laporan e-Conomy SEA 2020 di Indonesia

Laporan e-Conomy SEA 2020 yang merupakan hasil kolaborasi Google, Temasek dan Bain & Company, sekarang sampai di edisi kelima. Laporan ini menyoroti digital economy yang ada di Asia Tenggara. Hasil laporan ini menggali berbagai aspek yang menggerakkan internet economy dan seperti apa peluang kesempatannya untuk masa depan.

Metodologi Riset e-Conomy SEA

Rangkuman laporan e-Conomy SEA dibuat berdasarkan referensi yang valid dari Google Trends, Temasek insight, analisis Bain, riset utama serta wawancara dengan expert dan sumber-sumber langsung dari industri yang terkait. Jadi, kita bisa melihat hasil yang benar-benar nyata berdasarkan kondisi real yang terjadi sepanjang tahun 2020 ini.

Metodologi penelitian e-Conomy SEA

Menyoroti Poin Penting e-Conomy SEA di Indonesia

Ada poin-poin penting yang bisa digarisbawahi dari laporan e-Conomy SEA 2020 tentang internet economy di Indonesia. Berikut poinnya:

1. Peralihan ke Digital

Di Asia Tenggara, penggunaan internet terus meningkat. Di tahun ini saja ada 40 juta pengguna baru. Sementara, di Indonesia yang sedang memberlakukan lockdown dengan skala berbeda-beda, masyarakat semakin banyak yang menjadi pengguna internet. Ini diharapkan bisa memberikan solusi untuk menghadapi berbagai tantangan. Sebagian besar orang mencoba digital service yang baru. 37% dari total pengguna termasuk kategori baru, sedangkan 93% ingin terus menggunakan layanan digital sesudah pandemi.

PDB ekonomi digital Indonesia

2. Tujuan Online Lebih Jelas

Di Asia Tenggara, rata-rata masyarakat mengakses internet lebih lama satu jam di masa lockdown, dengan tujuan jelas. Sementara, orang-orang di Indonesia menghabiskan waktu online untuk keperluan pribadi selama 3,6 jam sebelum pandemi COVID-19, dan meningkat jadi 4,7 jam saat puncak lockdown, lalu kini jadi 4,3 jam per hari. 8 dari 10 pengguna menganggap bahwa teknologi sangat membantu di masa pandemi, dan menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.

Grafik pertumbuhan konsumen digital

3. Bertahan di Masa Krisis

Terjadi pertumbuhan e-Commerce di Indonesia secara pesat sebesar 54%. Kenaikan yang signifikan ini melebihi penurunan yang terjadi di sektor Transportasi, Perjalanan dan Pengiriman Makanan. Diharapkan, GMV secara keseluruhan mencapai total nilai USD 44 miliar di tahun 2020, di mana sebelumnya tumbuh 11% YoY. Diprediksi, nilai digital economy akan naik sampai USD 24 miliar hingga tahun 2025, lalu meningkat kembali sekitar 23% CAGR.

Grafik pertumbuhan e-Commerce

4. Mengarah ke Profitabilitas

Pada tahun 2018, pendanaan untuk unicorn mencapai puncaknya, terutama untuk sektor yang sudah mapan seperti e-Commerce, media, transportasi dan makanan, serta perjalanan. Namun, setelah itu pendanaan melambat. Bisnis inti mereka digantikan oleh platform-platform yang lebih fokus mencapai profitabilitas, sekaligus memenuhi berbagai macam kebutuhan konsumen dengan memberikan layanan kemitraan. Diyakini kekuatan bisnis inti dan pendanaan yang berkelanjutan menjadi kunci penting untuk mendapatkan profit unicorn di Indonesia.

5. Munculnya Bidang Baru

Selama pandemi, yang paling berperan penting adalah teknologi kesehatan dan pendidikan. Akan tetapi, masih ada banyak tantangan yang perlu dihadapi oleh sektor-sektor baru ini. Baru setelah itu kedua sektor tersebut bisa dikomersilkan dengan skala lebih besar. Meski demikian, dengan adanya tingkat adopsi yang tinggi, disertai pendanaan cepat, bidang ini berpeluang besar untuk menciptakan inovasi di masa mendatang.

6. Semakin Optimis

Di seluruh kawasan Indonesia, terjadi aktivitas investasi yang terus naik sepanjang awal tahun 2020. Para investor kini lebih hati-hati tapi tetap optimis. Mereka menyetujui deal investasi lebih sedikit tapi nilainya lebih atraktif. Harapannya, akan ada imbal hasil lebih tinggi dalam jangka panjang. Kalau di tahun-tahun sebelumnya, tujuannya yaitu “pertumbuhan super cepat”, kini investor lebih mengutamakan pertumbuhan yang berkesinambungan dan bisa memberi keuntungan.

Grafik investasi di sektor internet

Apa yang Akan Terjadi di Masa Depan?

Di tahun ini terjadi perubahan ekosistem dan konsumen yang menyebabkan sektor internet maju dengan pesatnya dengan cara tak terduga. Menurut laporan Google ini, di tahun 2019 ada enam hambatan utama untuk pertumbuhan, yaitu akses internet, pembayaran, pendanaan, logistik, SDM dan kepercayaan konsumen. Sementara, di tahun ini ada peningkatan signifikan dari berbagai hambatan tersebut. Akan tetapi, masih tetap ada masalah utama yaitu SDM yang harus diperbaiki.

Kesimpulan

Dari laporan di atas, kita bisa melihat perubahan besar yang terjadi dalam bidang teknologi sepanjang tahun 2020. Internet menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari. Terutama, dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Semakin banyak pengguna internet yang membutuhkan aksesnya untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Ini tentu menjadi suatu pertimbangan penting bagi bisnis Anda juga. Terutama, jika Anda belum mengintegrasikan teknologi ke dalam sistem operasi bisnis Anda. Maka, Anda bisa mulai sekarang. Lakukan transformasi digital untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Sebagai referensi dengan mempelajari hasil laporan e-Conomy SEA, Anda juga bisa mengunduh dokumennya. Tak hanya itu, Anda juga bisa berkonsultasi dengan Maxsol untuk strategi digital bisnis Anda. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *