Agar bisnis bisa beradaptasi dan tetap berjalan di era new normal, maka harus melakukan strategi transformasi digital. Baca ulasan selengkapnya di sini.
Era pandemi membuat banyak bisnis mengalami penurunan angka penjualan. Kerugian omset tersebut juga tidak bisa dibilang sedikit. Omset yang menurun tersebut mulai 20% sampai 50%. Bahkan, ada yang omsetnya tersisa 10% saja sampai operasi perusahaannya harus tutup. Oleh karena itu pula, di tengah pandemi ini ada desakan bagi sejumlah perusahaan untuk melakukan transformasi digital.
Hal tersebut perlu dilakukan agar perusahaan bisa beradaptasi dengan permintaan pasar, pola belanja, gaya hidup, cara bekerja dan sebagainya. Sudah banyak perusahaan yang beralih ke sistem digital karena adanya perkembangan teknologi yang menimbulkan disrupsi. Sekarang, desakan tersebut menjadi kebutuhan yang lebih darurat di masa pandemi seperti ini.
Lantas, yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana caranya untuk bisa kembali bangkit setelah terjangan badai dari pandemi COVID-19?
Tiga Hal yang Harus Dilakukan Bisnis untuk Bisa Tetap Bersaing
Pada awal Juni 2020, Arief Yahya, Menteri Pariwisata Indonesia 2014-2019, yang juga merupakan CEO Telkom Indonesia periode 2012-2014, bersama Tim MarkPlus Inc. White Paper yang berjudul “Marketing at Accelerating Digital Transformation”. Dalam tulisan tersebut, diperkenalkan konsep 3D, yaitu Digital Imperative, Decoding Economy dan Unusual Way of Digital Transformation.
Arief membuat formulasi konsep 3D ini berdasarkan kondisi industri telekomunikasi pada masa sekarang. Khususnya, dalam upaya mereka melakukan transformasi digital. Menurut Arief, ada tiga hal yang penting, yaitu:
- Pelaku industri telekomunikasi harus paham akan pentingnya digitalisasi.
- Decoding economy adalah kemampuan perusahaan dalam melihat peluang bisnis walau berada di tengah krisis.
- Pelaku industri telekomunikasi harus mewujudkan transformasi digital secara kuat dan merata.
Ketiga hal penting tersebut tidak hanya berlaku bagi industri telekomunikasi tapi juga semua bidang bisnis di seluruh negeri. Maka dari itu, kita perlu menyimak strategi digital yang tepat untuk dilakukan.
Strategi Digital di Era New Normal dalam Menghadapi Kondisi Pandemi
Di tengah kondisi pandemi seperti saat ini, perusahaan harus menyesuaikan sistem operasional dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Tujuannya untuk menciptakan rasa nyaman dan aman bagi pelanggan sekaligus karyawan. Kemudian, dikarenakan pelanggan sudah terbiasa dengan digitalisasi, maka perusahaan harus merancang strategi digital untuk penyesuaian.
Salah satu contoh strategi digital yang tepat untuk dilakukan adalah Surviving Preparing and Actualizing (SPA). Surviving adalah strategi yang berupa reaksi perusahaan agar dapat bertahan dalam keadaan yang kritis di tengah krisis. Kemudian, servicing adalah keadaan perusahaan di mana mereka masih mendapat keuntungan. Lantas, dua kondisi tersebut ditindaklanjuti dengan preparing dengan cara memanfaatkan kesempatan bisnis.
Langkah yang harus dilakukan yaitu mengubah posisi bisnis Anda, yang tadinya potential loser diubah menjadi potential winner. Contohnya, mengubah business process menjadi core business, seperti bisnis kuliner berubah jadi bisnis pemrosesan makanan, lalu industri baja berubah jadi baja tower untuk ICT.
Strategi untuk Mengembangkan Kemampuan Digital dalam Organisasi
Mencontoh strategi digitayang bisa dilakukan untuk bisnis Anda seperti yang perusahaan telekomunikasi, maka Anda bisa memperkaya konten Anda. Misalnya, Anda mulai membuat website dan mengoptimalkan media sosial dengan membuat konten-konten yang menarik, bermanfaat dan juga relevan. Ini dapat meningkatkan engagement dengan audiens Anda.
Kemudian, untuk internal perusahaan, maka pihak manajemen bisa menciptakan visi dan budaya transformasi digital di dalam organisasi. Jadi, pemimpin perlu meyakinkan staf untuk belajar skill digital agar dapat memahami serta mendukung transformasi di masa mendatang.
Menghadapi Perubahan Perilaku Konsumen di Masa Pandemi
Mengetahui perubahan perilaku konsumen serta bisa melakukan langkah adaptasi yang tepat untuk itu, akan membuat bisnis Anda menjadi market leader. Ada dua langkah efektif yang bisa Anda lakukan:
- Mengetahui posisi perusahaan Anda, apakah sudah sebagai market leaders, atau menempati posisi ke-2 dan ke-3, atau merupakan new players atau small players.
- Begitu kategori perusahaan sudah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah merancang strategi marketing yang tepat.
Langkah Mengubah Strategi Tradisional Menjadi Berbasis Digital
Di samping merancang strategi marketing dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen, ada langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan transformasi digital, yaitu:
- Mengatur – Ini adalah hal pertama yang terpenting untuk menetapkan komitmen pihak top management, terkait visi, misi dan target dari digital transformation.
- Membentuk inisiatif digital – Berikutnya, Anda perlu membentuk inisiatif digital yang dirancang melalui proses bisnis yang komprehensif dan terintegrasi. Ini penting karena bisa meningkatkan kemampuan adaptasi staf terhadap cara kerja dan budaya baru pada sistem digital.
- Meningkatkan strategi digital – Jika sudah terbentuk gambaran tentang digital transformation yang akan dilakukan, maka perusahaan perlu untuk terus melakukan penyesuaian dan perbaikan. Ini bertujuan meningkatkan strategi digital yang sudah dibuat oleh perusahaan.
Seperti yang kita ketahui, masih banyak perusahaan yang belum melakukan transformasi digital padahal ini sangat penting. Anda bisa mulai merancang strateginya hari ini juga. Jika masih ragu untuk memulai dari mana, percayakan pengembangan strategi digital Anda kepada Maxsol. Maxsol siap memberikan solusi digital terbaik untuk kebutuhan bisnis Anda. Hubungi kontak yang tersedia untuk informasi lebih lanjut.